Ketika Nano Plastik Masuk Ke Pembuluh Otak

                                

Tulisan Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH.M.Si berjdul: “Ketika Nano Plasatik Masuk Ke Pembuluh Otak- When Plastic Nano Gets Into Brain Vessels", telah dimuat media online: http://prestasireformasi.com/2018/02/09/ketika-nano-plastik-masuk-ke-pembuluh-otak/;
                                              Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH.,M.Si
                                      Dewan Daerah Perubahan Iklim Prov.SU
                                           Wkl.Ketua Mitra Bahari Prov.SU
                                                  https://nuecoreligioncenter.blogspot.co.id


“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari” (QS.Al-Baqarah:12).
“Maka mengapa  tidak ada diantara umat-umat  sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan, yang melaraang berbuat kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil diantara orang-orang yang telah Kami selamatkan. Dan orang-orang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa” (QS.Hud:116).

Pengantar
            Suatu ketika, sebagai pemantik awal perkuliahan, saya bertanya kepada mahasiswa tentang jenis ikan termahal. Mahasiswa menjawab dengan ikan kakap, kerapu, napoleon dan lainnya. Pertanyaan selanjutnya, harga ikan termahal.   Jawabannya, mulai dari ribuan sampai belasan ribu namun tidak ada sampai ratus ribuan.  
            Namun ketika saya menyebutkan harga seekor ikan tuna sirip biru seberar 212 kg mencapai  Rp.8,5 milyar atau Rp.41.000.000 per kilogram, mereka terplongoh. Dan ikan itu ada di perairan teritorial dan ZEE-Indonesia. Ikan, adalah sumber protein hewani terbesar untuk penduduk bumi ini.
               Tulisan ini, mencoba mengingatkan kita akan bencana global yang dialami manusia adalah akibat ulah manusia sendiri. Seperti halnya pemanasan global, akibat ulah manusia yang membuang gas-gas rumah kaca, maka bencana global ke-dua, ketidaklayakan memakan ikan karena kecerobohan manusia membuang sampah.
Tulisan ini, adalah lanjutan dari tulisan yang berjudul: “Sampah Plastik Mikro: Ikan Plastik dan Kesehatan”. Pada tulisan tersebut dijelaskan bahwa pada lambung ikan besar sampai ikan kecil  telah ditemukan sampak plastik mikro. 
Penelitian ikan di pasar tradisionil Makasar, misalnya ikan teri, dari 10 ikan teri 4 ekor di antaranya memiliki mikroplastik di dalam pencernaannya. Pertanyaannya, apakah anda membersihkan lambung ikan teri dan udang kecepe sebelum menggorengnya? Bila tidak, maka anda sudah hampir dipastikan memakan plastik mikro.

Nano-plastik
Sampah plastik di laut mencapai 27,8 persen dari total  diproduksi sampah. Sampah plastik laut mencapai 12,7 juta ton per tahun.  Sampah plastik di laut terdapat  70 persen di dasar laut,  15 persen terapung dan 15 persen mengotori pantai. 
Sampah platik sebagian berasal dari kantong plastik. Kantong Indonesia tahun 2017 mencapai 11 juta lembih per tahun dan   95 persen menjadi sampah plastik. Untuk ranking dunia pembuang sampah plastik, Indonesia menduduki posisi kedua terbesar setelah China.
Sampai plastik di air laut mengalami penguraian dalam ratusan tahun. Sampah plastik teruraia menjadi plastik makro, plastik mikro (5-0,33 mm)  dan sampah plastik nano (kecil dari 0,33 mm).

Sampah nano-plastik
Partikel plastik nano awalnya terserap oleh tanaman laut, seperti ganggang, kemudian dimakan plankton, plankton dimakan ikan kecil dan pada akhirnya dimakan ikan besar. Peneliti Inggris James Clark menemukan nano-plastik dalam tubuh copepod.  Ikan besar (mulai ikan teri sampai ikan Paus) kemudian dimakan manusia. Karena nano-plastik berukuran sangat kecil membuatnya nano-plastik bisa terserap ke dalam darah dan pada akhirnya terakumulasi ke jaringan otak. Ikan yang telah tercemar nano-plastik menjadi sakit, ditandai dengan berkurangnya nafsu makan dan bergerak Iebih lambat. Plastik ukuran nano terbukti bisa terserap ke dalam otak ikan dan memicu perubahan perilaku. Kondisi tersebut bisa sangat membahayakan karena nano-plastik ini akan masuk dalam rantai makanan dan terakumulasi setelah copepod itu dimakan ikan yang berakhir dimakan manusia.
Plastik berukuran nano atau lebih kecil akan menyerupai plankton atau sumber makanan di perairan laut. Karena nano-plastik menyerupai plankton, maka ikan-ikan kecil seperti  ikan layang mengonsumsi plastik menyerupai copepod krustasea kecil, berukuran 1-2 milimeter. Penelitian Nicolas Christian Ory dan kawan-kawan (2017) menunjukkan hal tersebut.
Temuan tentang masuknya plastik nano hingga ke tubuh ikan ini menjadi peringatan tentang bahaya pencemaran limbah plastik. Secara teoritis, ukuran plastik nano amat kecil sehingga begitu masuk ke tubuh ikan akan ke dalam darah. Bahkan, di darah leukosit (sel darah putih), bisa tak mengenalinya karena saking kecilnya sehingga lolos dan terbawa hingga ke otak.  
Plastik dapat pula menyerap dan mengandung bahan pencemar di laut sehingga lebih merugikan kesehatan manusia. Bahan kimia berbahaya yang umum sebagai zat aditif dalam plastik seperti Bisphenol-A (BPA), phthalates, polyaromatic hydro carbons, dan bahan anti pemadam api (flame retardants), memicu penyakit kanker, keguguran, dan sindrom autisme.
           Sampah nano-platik, lebih berbahaya karena nano-plasatik bisa membawa bahan beracun dan berbahaya. Penyebabnya, karena di alam, plastik nano menyerap B3 untuk kemudian masuk ke dalam tubuh ikan.
Kajian tentang dampak pencemaran plastik di Indonesia menjadi kian penting karena posisi Indonesia sebagai penyumbang terbesar  kedua pencemaran plastik secara global. Sayangnya, kajian dampak pencemaran plastik ukuran nano pada ikan belum dilakukan di Indonesia. Begitu perairan tercemar plastik mikro apalagi plastik nano, amat susah dibersihkan karena ukuran sampah itu amat kecil dan susah terurai di alam. Belum dilakukan penelitian, bukan berati tidak ada pencemaran nano-plastik.  
Aksi sampah
Dalam rangka menurunkan pencemaran sampah di laut, Indonesia menyiapkan strategi menekan volume sampah plastik. Strategi penItu dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelaelolaan sampah dalam bentuk Rencana Aksi Nasional 20l7-2025. Komitmen Indonesia, akan mengatasi 70 persen sampah plastik sebelum 2025.
Pengendalian sampah plastik harus dikelola  dari hulu sampai hilir. Penanganan sampah di laut harus dimulai di darat dan melibatkan semua pihak. Selain diet  plastik perlu pengelolaan sampah dan perubahan perilaku agar tak buang sampah ke sungai yang akhirnya menuju laut.  Sebagai gambaran, kota yang  sungai terparah, yakni Medan,  Batam, Makassar, Labuan Bajo, Pontianak, dan Balikpapan.
Antar negara
Indonesia berkomitmen mengurangi pencemaran laut, khususnya sampah plastik. Untuk itu,  Indonesia memperkuat kerja sama di Asia Timur dalam penanganan sampah plastik di perairan. Masalahnya limbah plastik laut adalah lintas negara bahkan lintas benua. Oleh karena itu, limbah  pIastik di laut jadi perhatian nasional, regional, hingga internasional. Maka, sampah plastik telah menjadi bahasan pada Konferensi Tingkat Tinggi Asia  Timur, 6 September 2017 lalu. Konferensi itu menindaklanjuti pernyataan bersama KTT Asia timur tentang Peningkatan kerja sama  maritim regional diprakarsai Indonesi pada 2015.
Penutup
Bayangkan, bila ikan-ikan tercemar, kita akan makan apa?  Sebelum semuanya terjadi, dan menjadi penyesalan, ayo kita selamatkan laut dari pencemaran plastik. Negara, telah berada di depan dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 dan rencana aksinya termasuk mengatasi mengatasi 70 persen sampah plastik sebelum 2025. Indonesia, telah pula menggagas kerjasama internasional mengatasi sampah platik laut. Kalau begitu, mengapa kita tidak terlibat? Aksi kita ditunggu, untuk generasi akan datang. Semoga.......


5 comments:

  1. Nama: Roni Tua F Togatorop
    NIM : 16202206
    M.K.: Audit Dan Efisiensi Energi.

    Terkait Artikel di atas, menurut pendapat saya adalah :

    Begitu besar nya jumlah sampah plastik membuat beberapa aspek kehidupan seolah sangat tidak nyaman dan penuh kekhawatiran. Mengapa mesti khawatir dengan sampah plastik??

    Sejalan dengan apa yang bapak sampaikan pada artikel tentang bahaya sampah nano plastik masuk kedalam otak. Menurut saya pribadi jangan kan masuk ke dalam otak , terkontaminasi saja dalam tubuh sudah sangat amat bahaya. Oleh sebab itu kandungan karsinogen dalam sampah nano plastik sebaik nya dihindari. Karena setidaknya dapat menyebabkan gagal ginjal, kanker, dan berujung pada kematian.
    Terima Kasih.

    ReplyDelete
  2. NAMA : ADE SYAHPUTRA
    NIM : 17202020
    KELAS: EXTENTION

    ASSALAMUALAIKUM

    Sampah nano-platik, lebih berbahaya karena nano-plasatik bisa membawa bahan beracun dan berbahaya. Penyebabnya, karena di alam, plastik nano menyerap B3 untuk kemudian masuk ke dalam tubuh ikan.

    ReplyDelete
  3. Nama : Pandu Pradana
    Nim : 16202041
    XPLI EXTENTION
    Jurusan Teknik Mesin

    Menurut pendapat saya,sampah plastik menjadi suatu masalah yang amat besar di Indonesia.Akibatnya kita dapat tercemar oleh sampah plastik berupa nano plastik yang berukuran sangat kecil.Oleh sebab itu sebagai seorang mahasiswa saya sadar akan pengaruh sampah plastik yang dapat meracuni manusia apabila terus menerus dikonsomsi di dalam kehidupan sehari-hari.Maka dari itu kesadaran akan sampah plastik ini menjadi kebiasaan yang harus ditanamkan didalam individu untuk menacapai Indonesia bebas smapah plastik.

    ReplyDelete
  4. NAMA :IVAN SUVANTRI SITUMORANG
    NIM : 18202153
    M.KULIAH : PENGENDALIAN LINKUNGAN INDUSTRI
    JURUSAN : TEKNIK MESIN

    menurut tanggapan saya ,

    Untuk saat ini limbah atau sampah plastic menjadi pembicaraan serius dimana karena bahan ini sangat sulit terurai atau bahkan membutukkan watku 100 tahun lamanya.banyaknya barang memakai kemasan plastic saat ini sangat menggangu kehidupan dimasa akan datang.seperti artikel tulisan bapak Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH.,M.Si, jika nano plastic sempat masuk ke pembuluh otak penyakitlah yang akan datang.

    Maka dengan itu saya sebagai masyarakat Indonesia menghimbau dan mengajak kepada masyarakat marilah sama sama menjaga alam kita atau menguragi penggunaan plasti,jangan membuang sampah sembarangan,karena kitalah dikemudian hari yang menanggungnya.seperti banjir,sungai meluap dll,dan bahkan jika sampah plastic kita sampai perairan laut kita sangat membahayakan karena ekosistem air akan rusak .

    ReplyDelete
  5. Nama : Yogi Mangaranap Gultom
    NIM : 16202099
    Kelas/jurusan : Semester Pendek/Teknik Mesin

    Pendapat saya terhadap tulisan bapak Dr.Ir.Hamzah Lubis,SH.M.Si dengan judul “Ketika Nano Plasatik Masuk Ke Pembuluh Otak- When Plastic Nano Gets Into Brain Vessels", yang telah dimuat media online: http://prestasireformasi.com/2018/02/09/ketika-nano-plastik-masuk-ke-pembuluh-otak/.

    Menurut saya tulisan bapak terhadap sampah nano plastik ini sangat menarik untuk dibaca. Pasalnya dengan membaca tulisan ini kita dapat menyadari dan lebih memahami dampak dari sampah plastik. Dapat kita lihat dibeberapa media yang telah memberitahukan bahwa negara kita ini adalah penyumbang sampah plastik no 2 di dunia. ini merupakan cakupan internasional. awalnya sampah dibuang ke sungai yang kemudian terbawa arus ke laut. di laut, hewan hewan disana menganggap sampah itu adalah makanannya lalu memakannya. sehingga dapat menimbulkan kematian pada hewan tersebut. bila kematian hewan ini berlanjut dapat menimbulkan kepunahan. seperti contoh tertulis di salah satu artikel yang mengatakan ada temuan mayat penyu yang di dalam perutnya berisi sampah plastik. penyu tersebut mengira bahwa sampah plastik itu adalah ubur-ubur. dan banyak literatur lainnya yang menyatakan keatian hewan tersebut karena plastik.

    sampah plastik yang kita buang ke laut lama kelamaan akan mengalami pelapukan atau terurai. dan menjadi ukuran mikro dan nano plastik yang dapat merusak ekosistem. Sementara, mikro dan nano plastik ini dapat termakan oleh ikan dan plankton yang pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia. terutama nano plastik yang memiliki ukuran sangat kecil, apabila sampai termakan ikan dan ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka nano plstik tersebut akan masuk ke sistem peredaran darah manusia yang akhirnya di teruskan ke otak (seperti tertulis pada tulisan ini). dengan adanya nano plastik pada otak manusia akan menyebabkan menurunnya daya otak atau dapat saya katakan sebagai kelumpuhan otak.

    masalah ini adalah masalah yang sangat serius yang membutuhkan perhatian cukup serius bukan hanya dari pemerintahan saja, tetapi seluruh umat manusia yang menghuni bumi ini. karena ini semua karena ulah kita dan yang mersakan dampaknya kita sendiri sebagai manusia. masalah nano plastik ini tidak dapat dihilangkan , tetapi tidak ada kesempatan untuk penyesalan. banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan menekan adanya sampah plastik. misalnya seperti dei daerah kita jika berbelanja ke pasar masih banyak yang menggunakan plastik yang berlebihan, tetapi pada akhirnya akan dibuang saja, dalam artian hanya digunakan sekali pakai saja. jika terus berlanjut maka sampah plastik tidak akan dapat berkurang. penggunaan kantongan plastik dapat kita kurangi atau bisa kita ganti dengan alternatif lain yaiut pappaerbag yang lebih ramah lingkungan. selain alternatif penggunaaan plastik kita jjuga dapat mengurangi sampah plastik dengan pengelolaan sampah plastik yang benar. misalnya mengolah sampah plastik menjadi produk baru seperti hiasan (kerajinan tangan), atau dioalah kembali dipabrik menjadi produk baru.

    Dan dengan adanya Peraturan Presiden NO 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelolaan sampah dalam bentuk Rencana Aksi Nasional 20l7-2025 dengan Komitmen Indonesia, akan mengatasi 70 persen sampah plastik sebelum 2025. kita patut berbangga dan turut mendukung supaya terlaksananya rencana aksi ini. coba kita bayangkan jika semua ikan terdiri dari nano platik. apakah kita masih mau makan ikan ? tentunya tidak. Untuk itu tulisan ini sangat tepat karena mengajak kita untuk turut campur tangan dalam mengatasi sampah plastik ini. kurangi penggunaan plastik. MULAI LAH DARI DIRI SENDIRI. JANGAN TUNGGU HINGGA SEMUA IKAN DILAUTAN DIGEROGOTI OLEH NANO PLASTIK.
    Sekian

    ReplyDelete